Kader PMII Jangan Hanya Jadi Politisi

[CyberPMII, Jakarta]
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan organisasi yang besar. Sayangnya, hingga kini peredaran kadernya masih belum merata, karena mayoritas masih memilih terjun ke ranah politik alias menjadi politisi. Demikian salah satu kesimpulan dialog yang menghadirkan mantan Ketua Umum PB PMII yang juga Menteri Koperasi dan UKM Suryadharma Ali (SDA) di arena Kongres PMII ke-16 di Asrama Haji, Batam, Rabu (19/3.

Di hadapan ratusan kader PMII yang berasal dari berbagai daerah, SDA mengatakan, kiprah dan geliat alumni PMII di pentas nasional telah cukup membanggakan. Di Parlemen misalnya, pasca era reformasi, telah banyak kader PMII yang menduduki kursi-kursi strategis."Alumni PMII telah banyak yang ada di Legestaif," kata SDA.

SDA lantas menunjuk mantan Ketua Umum PB PMII Muhaimin Iskandar yang kini menjadi Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa serta dirinya sendiri yang menjadi Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP)."Ini membuktikan bahwa kader PMII banyak yang mengisi jabatan strategis," katanya.

Namun, apa yang diungkapkan oleh SDA tersebut mendapat kritik dari para yuniornya. Sebagian mereka menilai kader PMII saat ini baru bisa mewarnai panggung politik nasional. Dunia ekonomi misalnya, hingga masih belum banyak dijamah oleh kader PMII. Padahal menguasai ekonomi tak kalah pentingnya dari dunia politik.

"Kader PMII telah banyak yang jadi menteri, anggota legeslatif dan Ketua Umum Partai, tapi yang bergerak di dunia ekonomi masih sangat minim," kritik salah satu penanya kepada SDA.

Minimnya kader PMII yang terjun ke dunia bisnis berdampak pada lemahnya PMII di daerah. Sebab, untuk memutar roda organisasi membutuhkan dana yang besar."Kalau PMII punya koperasi atau bisnis, tidak akan ada kendala menggembangkan organisasi," kata delegasi kongres lainnya.

Hujan Pertanyaan

Sementara itu, kehadiran SDA di arena kongres ternyata menarik perhatian peserta. SDA yang tampil sebagai pembicara tunggal dalam acara sarasehan nasional "dihujani" pertanyaan dari peserta kongres.

SDA awalnya banyak berbicara soal pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui koperasi dan UKM. Karena tertarik dengan materi yang disampaikan SDA, ratusan peserta kongres langsung berebut mengajukan pertanyaan dengan mengangkat tangan.

Moderator pun sempat dibuat kebingungan karena mereka langsung merangsek maju ke depan. Ruangan pun menjadi gaduh karena banyak peserta yang merasa belum diberi kesempatan. Lebih dari sepuluh peserta telah diberi kesempatan bertanya, namun mereka tetap saja merasa kurang.

Mengakhiri acara dialog tersebut, SDA mengungkapkan terima kasih kepada para yuniornya. "Terima kasih, gairah anda untuk bertanya kepada saya sangat tinggi," katanya mengakhiri dialog yang berlangsung sekitar 2 jam itu.(AM Hasan)